— Di kantor, kadang rasanya ada saja maunya bos. Mereka kerap ingin mengontrol dan ingin tahu detail tentang apapun yang dikerjakan anak buahnya atau biasa disebut ‘micromanager‘. Saat work from home (WFH), kebiasaan ini bisa tambah parah.
Anda bisa saja ditelpon beberapa kali dalam sehari atau teror whatsapp berantai dari si bos yang minta Anda membuat daftar hal-hal yang akan dikerjakan hari ini sampai seminggu ke depan.
Kalau sudah begini pekerjaan pun kadang terasa berat untuk diselesaikan, ditambah ada tekanan dan rasa depresi yang terasa ketika bos mulai ‘ribut’ soal pekerjaan.
“Ini menciptakan rasa ragu. Anda jadi mulai berpikir ‘Kenapa mereka minta update terus? Mereka pasti tidak benar-benar percaya saya.’,”ungkap Dana Brownlee, penulis ‘The Unwritten Rules of Managing Up‘.
Akan tetapi Anda tidak bisa mengubah si bos. Kabar baiknya, Anda bisa mengerahkan cara-cara untuk mengatasi situasi dan menciptakan suasana kondusif untuk bekerja.
1. Temukan cara komunikasi yang nyaman
Kenali cara komunikasi paling nyaman atau paling disukai si bos. Ada bos yang menyukai update di email, ada juga yang lebih memperhatikan telepon atau via pesan singkat. Ketika Anda menemukan metode komunikasi favorit mereka, ini bisa menghindarkan Anda dari rentetan pertanyaan ini dan itu juga mencegah tugas lanjutan.
“Sampai Anda mulai berkomunikasi dengan mereka dengan cara yang efektif, mereka mungkin mengabaikan hal lain yang Anda kirim sampai Anda melakukannya dengan benar,” kata Brownlee.
2. Undang untuk rapat
Para ‘micromanager’ kerap haus akan informasi. Sebaiknya undang mereka dalam rapat tim sehingga segala pertanyaan mereka bakal terjawab di sini, bukan malah membombardir Anda dengan telepon atau email.
Tak perlu dia diundang untuk semua jenis rapat. Fokus pada rapat yang sekiranya penting semisal rapat perkembangan proyek yang harus diketahuinya. Meski bos hanya bergabung rapat selama 15 menit, ini sangat membantu menunjukkan bahwa segala sesuatu aman terkendali. Bos pun jadi mengerem kebiasaan mengaturnya yang terlalu detail dan mulai percaya pada anak buahnya.
3. Dahului bos
Kalau Anda sudah hapal kebiasaan bos yang selalu minta update, tak perlu menunggu ditanya. Sebaiknya langsung saja sodori informasi untuk menghindari interupsi di tengah pekerjaan. Selain itu, Anda pun jadi tampak proaktif di depan bos. Amy Cooper Hakim, psikolog industrial dan organisasi menganjurkan untuk mengirimkan email tindak lanjut untuk segala persetujuan sehingga semua sepemahaman.
4. Perhatikan diksi
Menetapkan batasan dan ekspektasi dengan bos bisa sulit. Anda mungkin tidak ingin dianggap banyak tuntutan tapi ini bisa membantu mengendalikan di bos.
Cooper Hakim menyarankan untuk menggunakan frasa ‘Agar saya menjadi paling produktif…’ lalu diikuti dengan apa yang membuat Anda paling produktif. Menurut dia, saat Anda mengatakan secara langsung maka hasilnya akan efektif.